Peresensi : Muhammad Rizai
Judul Buku : Rahasia Waktu Fajar dan Subuh
Penulis : Wawan Susetya
Halaman : 134 hlm
Terbit : 2013
Website : www.wawansusetya.blogspot.com
Sholat merupakan tambatan hati Rosulullah. Beliau menjadikan sholat sebagai sarana mengistirahatkan diri. Sholat merupakan perintah langsung yang diberikan kepada nabi Muhammad. Namun, dari kelima sholat fardhu yang sering disebutkan keistimewaannya ialah sholat subuh. Nah, dalam buku yang berjudul “Rahasia Waktu Fajar dan Subuh” karya Wawan Susetya dijelaskan terkait makna sholat, rahasia waktu subuh, dan langkah-langkah agar bisa mendirikan sholat malam dan pastinya menggapi waktu fajar dan subuh.
Hasbi Ash Shiddieqy membagai makna sholat kedalam 4 bentuk. Makna sholat yang pertama ialah beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan sesui dengan syarat-syarat. Mungkin makna pertama sudah sering kita dengar. Lantas bagaimana makna sholat yang kedua, sholat merupakan aktivitas menghadapkan hati atau jiwa kepada Allah yang mendatangkan rasa takut dan mengakui kebesaran-Nya.
Makna ketiga, sholat dilakukan dengan berharap sepenuh jiwa kepada Allah, khusu’, ikhlas dan menghadirkan hati dalam berdzikir, berdo’a, serta memuji. Makna terakhir, seseorang yang melakukan sholat dengan menggabungkan makna sholat pertama hingga ketiga. Melihat dari makna diatas bisa diambil kesimpulan bahwa sholat merupakan kegiatan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah sehingaga wajar saja Raosul merasa senang ketika melaksanakan sholat. Lalu apakah kita juga demikian? Jawab dalam hati masing-masing yah.
Wawan Susetya mengatakan dalam bukunya bahwa waktu subuh merupakan waktu yang istimewa. Mengapa? Karena banyak terjadi peristiwa penting, misalnya adanya pertukaran malaikat penjaga di bumi, dibukanya pintu rezeki, dan lain sebagainya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa orang yang sholat subuh berjamaah maka akan dimudahkan rezekinya, dijauhkan dari neraka dan dimudahkan menggapai jannah-Nya. Selain itu, melaksanakan sholat subuh berjamaah seringkali dijadikan sebagai tolak ukur yang membedakan antara muslim sejati dengan orang munafik karena orang munafik cenderung sukar menggapai sholat subuh.
Rasulullah pernah membangunkan Fatimah ketika masih tertidur di waktu subuh dan mengatakan dalam hadits nya bahwa Allah membagikan rezeki diantara waktu sholat subuh hingga terbit matahari. Tapi yang perlu dipahami dari pernyataan diatas ialah bukan berarti ketika kita langsung mendapatkan uang setelah sholat subuh tapi rezeki Allah itu sangat luas misalnya dikarunia takwa dan keridhoan-Nya. Jika Allah ridho pada hidup kita maka bukan hal yang tidak mungkin bahwa hidup kita akan diberikan kemudahan dan kecukupan.
Dalam buku ini juga disebutkan rambu-rambu untuk senantiasa melaksanakan sholat subuh khususnya bagi kaum muda. Imad ali Abdus Sami’ Husain mengatakan bahwa pemuda yang takut terkena godaan wanita maka mulailah hari-harimu dengan sholat subuh. Atau khawatir jika ingin bepergian maka awali dengan sholat subuh dan bagi orang tua yang takut kelak anak-anaknya masuk neraka maka lakukanlah sholat subuh serta jangan lupa mengajak anggota keluargamu.
Sholat subuh berjamaah juga sangat cocok untuk dimanfaatkan oleh kaum muda yang tidak mau susah tapi ingin mendapatkan pahala yang banyak. Bagi seseorang yang belum mampu untuk melaksanakan sholat malam maka melaksanakan sholat subuh berjamaah menjadi alternatif karena ada hadist yang mengatakan “……..barangsiapa melaksanakan sholat subuh berjamaah maka ia seperti sholat malam satu malam penuh”. tapi ingat, jangan dijadikan dalil untuk tidak pernah mau melaksanakan sholat malam.
Di atas merupakan sampel bahwa sholat subuh dan waktu fajar merupakan hal yang istimewa, tapi pertanyaaanya ialah apakah kita sudah bisa menggapainya? Atau jangan-jangan masih belum. Bagi yang belum atau sudah mungkin bisa mencoba trik-trik dalam buku ini agar bisa menggapai waktu fajar dan sholat subuh. Buku ini menyebutkan hal yang pertama harus dilakukan ialah tidur lebih awal. Lalu, banyak berdzikir kepada Allah sebelum tidur. Kemudian, yang tidak kalah penting ialah saling mengingatkan satu sama lain. Misalnya, jika dirumah kita bisa bekerjasama dengan anggota keluarga atau dilingkungan pondok kita bisa kerjasama dengan teman satu kamar.
Dalam buku ini disebutkan ada waktu-waktu yang kurang baik digunakan untuk tidur, misalnya sesudah sholat magrib, sesudah sholat subuh, dan sesudah sholat ashar. Orang yang tidur diwaktu-waktu tersebut biasanya terlihat kurang bergairah. Sehingga kita dianjurkan minimal tidur setelah isa. Tapi perlu diingat setiap orang memiliki pengaturannya masing-masing tapi secara umum waktu 24 jam kita bagi menjadi 3 bagian, seperti 8 jam untuk bekerja atau belajar, 8 jam untuk beribadah dan 8 jam untuk istirajat.
Selain itu, perlu niat yang kuat untuk bisa bangun malam atau tepat waktu dan jangan lupa banyak berdoa atau berdzikir. Dengan begitu maka dalam mindseat kita terekam untuk bangun dan dengan doa kita bisa dijaga oleh Allah sehingga diberikan kemudahan untuk bangun dimalam hari pastinya untuk beribadah. Zaman sekarangkan banyak pemuda yang kuat tidak tidur tapi bukan untuk beribadah tapi untuk bermain game atau yang lainnya.
Setelah usaha personal baik dari segi fisik maupun ruhani sudah dilakukan maka kita perlu juga bantuan dari orang lain karena bisa saja kita tetap tidak bisa bangun. Oleh karena itu, kita bisa meminta tolong kepada anggota keluarga untuk saling membangunkan. Hal itu juga berlaku dimanapun kalian tinggal misalnya mahasiswa yang tinggal di kos bisa meminta bantuan pada teman satu kos dan lain sebagainya. Lalu bagaimana jika orang sekitar sama-sama susah bangun? Penulis anjurkan untuk berhusnudzan bahwa dengan niat sungguh-sungguh maka akan di bangunkan oleh Allah swt. Pada intinya niat yang kuat dan jangan bosan mencoba.
Bagaimana? Sudah siap untuk menggapai waktu fajar dan istiqomah sholat subuh berjamaah. Jika ingin lebih detail, kalian bisa membaca sendiri bukunya. Insha Allah bukunya keren karena buku ini dilengkapi dengan referensi yang jelas. Buku ini bisa dibaca melaului aplikasi perpustakan digital, seperti IPUSNAS, I-Jakarta dan sejenisnya.
Bio Penulis
Nama lengkap saya ialah Muhammad Rizai. Saya pemuda kelahiran asal Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Saat ini, saya sedang menempuh pendidikan S2 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Konsentrasi Bimbingan dan Konseling Islam dan mondok di Ponpes Thoriqul Jannah Yogyakarta. Penulis juga aktif di organisasi pemuda, seperti IPNU Kemantren Umbulharjo, Dearcounseling, Komunitas Baca One Day Twenty Pages (ODTeP). Hal yang disukai penulis ialah mengajak orang lain untuk membaca buku dengan salah satu programnya yaitu Berani? 5 Hari Membaca di Komunitas Cinta Belajar yang ada di Cirebon. Cita-citanya ialah bisa mendirikan taman baca masyarakat dan tempat ngaji di rumah penulis.