Nyai Khoiriyah Hasyim Asy'ari : Pelopor Pendidikan Kaum Perempuan
Biografi
Nyai Khoiriyah Hasyim Asy'ari
Penulis : Vivid Rohmaniyah
Soft Cover | viii + 152 hlm; 13 x 19 cm
ISBN : 978-623-10-3138-9
Terbit : Cetakan pertama, Agustus 2024
Penerbit : Dawuh Guru
Penulis : Vivid Rohmaniyah
Soft Cover | viii + 152 hlm; 13 x 19 cm
ISBN : 978-623-10-3138-9
Terbit : Cetakan pertama, Agustus 2024
Penerbit : Dawuh Guru
“Menjadi seorang perempuan tidak hanya pandai dalam memasak, merawat diri, dan melahirkan saja. Namun, perempuan juga harus mendapat haknya dalam bidang pendidikan.”
Buku ini mengurai kiprah perjuangan ulama perempuan dalam memajukan pendidikan islam kaum perempuan. Terdapat konsep pendidikan yang digagas oleh Nyai Khoiriyah Hasyim Asy'ari untuk memajukan pendidikan islam dan mengangkat derajat kaum perempuan. Karena memang pada saat itu, pendidikan kaum perempuan jauh tertinggal di belakang kaum laki-laki.
Nyai Khoiriyah menerapkan pola pikir kritis, kreatif dan aktif kepada para santri dalam proses pembelajaran. Tidak ada pembagian kurikulum perempuan dan laki-laki. Ketrampilan menjahit, memasak, koperasi diberikan kepada seluruh santri yang berminat mendalami ketrampilan tersebut.
Relevansinya terhadap pendidikan saat ini adalah jika zaman dahulu anak-anak diminta untuk membaca kitab ditunjuk secara acak, namun sekarang harus ditunjuk satu persatu agar mereka tidak ada alas an untuk tidak bisa membaca, dan ada usaha untuk belajar. Semoga masyarakat Indonesia dapat lebih mengenal sosok Ulama Perempuan asal Jombang yang peduli terhadap pendidikan perempuan. Tidak hanya dikenal oleh orang Jawa, tetapi juga oleh seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya.
Buku ini mengurai kiprah perjuangan ulama perempuan dalam memajukan pendidikan islam kaum perempuan. Terdapat konsep pendidikan yang digagas oleh Nyai Khoiriyah Hasyim Asy'ari untuk memajukan pendidikan islam dan mengangkat derajat kaum perempuan. Karena memang pada saat itu, pendidikan kaum perempuan jauh tertinggal di belakang kaum laki-laki.
Nyai Khoiriyah menerapkan pola pikir kritis, kreatif dan aktif kepada para santri dalam proses pembelajaran. Tidak ada pembagian kurikulum perempuan dan laki-laki. Ketrampilan menjahit, memasak, koperasi diberikan kepada seluruh santri yang berminat mendalami ketrampilan tersebut.
Relevansinya terhadap pendidikan saat ini adalah jika zaman dahulu anak-anak diminta untuk membaca kitab ditunjuk secara acak, namun sekarang harus ditunjuk satu persatu agar mereka tidak ada alas an untuk tidak bisa membaca, dan ada usaha untuk belajar. Semoga masyarakat Indonesia dapat lebih mengenal sosok Ulama Perempuan asal Jombang yang peduli terhadap pendidikan perempuan. Tidak hanya dikenal oleh orang Jawa, tetapi juga oleh seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya.
Diskusi